Keseimbangan atau Tawazun, maksudnya menyeimbangkan diri kita, atas segala aspek yang kita miliki. Manusia pada dasarnya memiliki tiga buah aspek yang masing-masing memiliki kebutuhan yang berbeda. Aspek tersebut adalah jasmani, akal dan rukhiyah (kadang sering juga disebut Al-Qalb atau Hati). Biar seimbang, maka pemenuhan atas tiga kebutuhan tadi tidak boleh timpang alias berat sebelah.
Pertama jasmani. Semua sudah faham bagaimana cara menuhi tuntutan badan kita. Olahraga teratur, makan makanan yang bergizi (jangan lantaran anak rantau/kost, pingin ngirit, trus makannya dengan indomie terus,…smile*..). Untuk olah raga, tidak harus yang berat-berat macam sepakbola, sekedar jogging atau bersepeda, dan sejenisnya, InsyaaALLOH cukup, atau sekedar sit-up pas pagi-pagi setelah sholat Subuh. Tanpa memenuhi kebutuhan ini, jelas suatu saat bakal ada dampak yang kurang baik bagi tubuh kita.
Kedua akal, kita beri makan akal kita dengan ilmu. Ilmu tentu saja bukan hanya materi kuliah, dari buku atau jurnal, atau riset. Dengan menjadi bagian dari suatu organisasi misalnya, kita bakal dapat ilmu minimal ilmu pede dan ilmu memperbanyak teman. Dengan sering browsing berbagai situs pengetahuan, kita bakalan dapat wawasan yang luas.Ketiga ruhiyah (kadang sering juga disebut Al-Qalb atau Hati). Yang sebenernya merupakan controller dari kedua hal di atas. Kalau yang satu ini dibiarkan “kelaparan”, sementara yang lain “kenyang”, bisa-bisa akan muncul sebuah kepribadian seperti sebagian “orang” di atas sana. Pinter dan sehat, tapi digunakan untuk hal-hal yang sifatnmya menyusahkan orang lain, korupsi misalnya. Makanan ruhiyah, pada intinya adalah niat kita dan segala aktifitas atau ibadah yang bisa mengantarkan kita semakin dekat kepada Sang Khalik. Bentuk makronya adalah dengan beribadah. Salah satu indikasi yang paling “halus” kalau Hati kita sedang sakit adalah kita tidak merasakan kenikmatan dalam ibadah yang kita lakukan (misalnya Sholat). Indikasi terbesarnya adalah munculnya penyakit-penyakit Hati, seperti Serakah, Bakhil, Takabbur, dan sejenisnya.
Tawazun/tawazzun?